Selasa, 08 Desember 2009

Penyebab dan Gejala Kanker Leher Rahim

Mari kita membahas mengenai penyebab dan gejala kanker leher rahim, tapi sebelumnya kita perlu tahu apa sich kanker leher rahim tersebut? “Kanker leher rahim” adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina).

Kanker lehar rahim terjadi jika sel-sel yang ada di daerah tersebut membelah secara tak terkendali dan menjadi abnormal. Jika sel-sel tersebut terus membelah, maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor. “Tumor” dapat bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut menjadi ganas, maka keadaanya disebut sebagai kanker leher rahim.

Penyebab kanker leher rahimPenyebab dari terjadinya kelainan pada sel-sel leher rahim tersebut tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks tersebut :

1. HPV (Human Papilloma Virus)HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil pada daerah genital (kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
2. Merokok Tembakau dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Gangguan sistem kekebalan tubuh
6. Pemakaian pil KB
7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun

Gejala Kanker Leher Rahim

Pada awalnya perjalanan penyakit dari kanker leher rahim dapat berupa pembakal kanker atau lesi prakanker.
Perubahan prekanker ini biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul atau pap smear.

Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Pada saat ini dapat timbul gejala seperti gangguan menstruasi, perdarahan vagina, serta keputihan.

Jika kanker berkembang makin lanjut maka dapat timbul gejala-gejala seperti:
• Berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan
Nyeri panggul, punggung dan tungkai
• Keluar air kemih dan tinja dari vagina
• Patah tulang

Mencegah lebih baik daripada mengobati, kenali dini diri dan tubuh anda, termasuk pencegahan kanker leher rahim ini.

Sumber : f-buzz.com

Kamis, 03 Desember 2009

Patologi-Tendinitis-Supraspinatus

Tendinitis pada salah satu otot rotator bisa terjadi berdasarkan perubahan-perubahan degeneratif, dengan atau tanpa adanya pembebanan yang terlalu berat. Petunjuk bahwa pembebaban terlalu berat sering ditemui dalam anamnesis. Keluhannya tidak dapat dibedakan dari keluhan kebanyakan gangguan bahu lainnya.

Tendon otot supraspinatus sebelum berinsersio pada tuberkulum majus humeri, akan melewati terowongan pada daerah bahu yang dibentuk oleh kaput humeri (dengan bungkus kapsul sendi glenohumerale) sebagai alasnya, dan akromion serta ligamentum coraco acromiale sebagai penutup bagian atasnya.

Disini tendon tersebut akan saling bertumpang tindih dengan tendon dari kaput longus biseps. Adanya gesekan dan penekanan yang berulang-ulang serta dalam jangka waktu yang lama oleh tendon biseps ini akan mengakibatkan kerusakan tendon otot supraspinatus dan berlanjut sebagai tendinitis supraspinatus.

Tendinitis supra spinatus dapat disertai ataupun tanpa adanya kalsifikasi. Ada tidaknya klasifikasi mempunyai hubungan langsung dengan ada tidaknya rasa nyeri. Rasa nyeri dapat timbul bila defosit berdiameter 5 mm atau lebih (kadang defosit kalsiumnya kurang dari 1,5 cm dimeternya bersifat asimtomatis).

Rasa nyeri ini timbul karena kristal kalsium hidrokxyapatite yang ada ditempat tersebut menjebol masuk kedalam bursa subacromialis, yang selanjutnya menimbulkan bursitis akut. Penderita tendinitis biasanya datang dengan keluhan nyeri bahu yang disertai keterbatasan gerak sendi bahu.

Bila ditelusuri, daerah rasa nyerinya adalah di seluruh daerah sendi bahu. Rasa nyeri ini dapat kumat-kumatan, yang timbul sewaktu mengangkat bahu. Pada malam hari nyeri ini dirasakan terus-menerus, dan bertambahnya nyeri bila lengan diangkat. Keluhan umum yang biasanya disampaikan adalah kesulitan memakai baju, menyisir rambut, memasang konde atau kalau akan mengambil bumbu dapur di rak gantung bahunya terasa nyeri.

TEKNIK PEMERIKSAAN

Pada pemeriksaan fungsi kita dapat menemukan adanya rasa sakit, baik pada otot yang bersangkutan (secara isometric) ditegangkan, maupun pada saat otot tersebut dikedangkan secara pasif. Pada tes daya tahan M. Supraspinatus dengan abduksi dan tes penguluran pasif dengan endorotasi + aduksi, maka akan timbul rasa sakit.

Sering kali kita melihat suatu kombinasi antara painful arc dan adanya rasa sakit pada tes daya tahan tesebut. Hal ini masuk akal, karena M. Supraspinatus dan dua otot lainnya yaitu M. Subscapularis dan M. Infraspinatus terjepit sewaktu abduksi kombinasi.

Diharapkan bahwa dengan ada tidaknya rasa sakit pada tes daya tahan berarti adanya luka tendon atau adanya bursitis. Dalam praktek hal ini kurang jelas. Menegangkan otot dengan kuat pun menyebabkan kompensasi bursa. Oleh karena itu, kita sering mendapat satu atau lebih tes daya tahan yang menimbulkan rasa sakit pada pasien dengan bursitis subacromilis. Ada berbagai cara :

- Pengulangan tes daya tahan dalam sikap lain, misalnya dengan berbaring. Sering pada posisi ini tiba-tiba menimbulkan rasa sakit, atau terjadi bahwa tes-tes ini yang semula menimbulkan rasa sakit, sekarang tidak menimbulkan rasa sakit lagi. Kemungkinan besar bahwa dalam hal itu diagnosanya adalah bursitis.

- Pengulangan tes daya tahan yang menimbulkan rasa sakit di bawah traksi. Traksi pada lengan atas mengakibatkan terjadinya pengedangan tendon, tetapi memberikan ruang lebih luas untuk bursa. Bila tes ini kurang menimbulkan rasa sakit dibandingkan dengan tiadanya trakasi, maka hal ini mendukung diagnosa adanya bursitis. Sedangkan bila rasa sakitnya sama, atau malah lebih sakit maka ini mendukung diagnosa adanya luka tendon.

- Pemberian anastesi local pada bursa atau tempat perlengketan tendon. Apabila beberapa menit setelah diberi anastesi tidak timbul rasa sakit lagi saat dilaksanakan tes daya tahan, hal ini berarti bahwa lukanya berada didalam struktur yang telah diberi obat bius tersebut.
Pengulangan tes daya tahan dibawah traksi tidak mengurangi rasa sakit (dalam hal bursitis sakitnya berkurang). Suatu tendopati inersi sering juga disertai oleh painful arc.

Secara umum teknik pemeriksaan pada kasus tendinitis supra spinatus
a. Keterangan umum pasien
b. Data medis RS
· Diagnosa
· Catatan klinis
· Terapi medis
c. Fisioterapi
1. Anamnesis
· Keluhan utama
· Riwayat penyakit sekarang
· Riwayat penyakit dahulu
· Riwayat penyakit penyerta
· Riwayat pribadi
· Riwayat kluarga

2. Inspeksi
Inspeksi sudah bisa dimulai dari saat pasien masuk. Selanjutnya pasien diperiksa dalam berbagai posisi : posisi kepala, simetri kontur tubuh, posisi tulang belakang, berubahnya warna kult, atrofi otot, pembengkakan yang abnormal. Adanya asimteri ringan sebagai akibat scoliosis torakal yang ringan tidak mempunyai arti klinis. Juga posisi bahu dominant yang agak lebih rendah merupakan gejala yang normal, yang terutama pada olahragawan serinh ditemukan.

3. Pemerisaan fungsi
Pemeriksaan fungsi yang dilakukan adalah secara keseluruhan. Mula-mula fungsi tulang belakang bagian servical/leher, selanjutnya pemeriksaan fungsi scapula dan clavicula. Dan selanjutnya pemeriksaan bahu yang lebih khusus.

Secara khusus pemeriksaan tendonitis supraspiantus adalah :

- Melakukan tes daya tahan dibawah traksi pada sendi bahu dengan abduksi dengan berbagai macam posisi. Bila sakit yang dirasakan tidak ada perubahan intensitas, maka kemungkinan adanya tendinis supraspinatus.
- Melakukan tes penguluran pasif pada sendi bahu dengan endorotasi disertai aduksi bahu. Tes ini positif bila ada rasa nyeri.

GEJALA KLINIS

Gejala klinis yang dapat ditemui pada kasus tendinitis supraspinatus :
1. Adanya nyeri tekan pada tendon supraspinatus yang berinsertio pada tuberculum mayus
2. Keluhan nyeri timbul bila lengan diabduksikan aktif dari 60 -75 derajat, rasa nyeri diarasakan di seluruh daerah bahu dan dapat mengganggu tidur.

INTERVENSI FISIOTERAPI

Pengobatan tendonitis pada bahu, kalau memungkinkan terarah pada penyebabnya, jika penyebab tersebut dapat ditunjukkan. Terapi local dapat diberikan fisioterapi dengan berbagai jenis cara. Bentuk pengobatan yang popular adalah friksi melintang, suatu teknik memijit yang sifatnya sangat local.

Suatu suntikan dengan sebuah anaestheticum local atau preparat kortikosteroid dapat dipertimbangkan, jika cara-cara pengobatan yang lain tidak mempunyai efek
Secara umum penanganan yang dapat diberikan adalah :

1. Diberi kompres hangat untuk mengurangi spasme otot supraspinatus
2. Massage pada tendon supraspinatus
Dengan menggunakan tehnik transver friction
Tujuan diberi massage ini untuk
- Mengurangi nyeri
- Relaksasi otot
- Peningkatan vaskularisasi
3. Terapi elektris dengan menggunakan SWD
4. Terapi latihan


Referensi :
- Mens, J.M.A and deWolf, A.N; Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh;Cetakan kedua, Houten, 1994
- Husdaya, Prastya ; Rematologi; Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisoterapi, Surakarta, 2002

- www. Physio.com

Rabu, 02 Desember 2009

SIKAPI UJIAN DENGAN SABAR DAN TAWAKAL

Pada masa Rasululloh SAW, ada seorang istri shalihah yang memiliki anak kecil yang sakit, ketiak suaminya kerja ditempat jauh anaknya itu wafat. Istri itu duduk dan menangisi kepergian anaknya itu. Tiba-tiba ia berhenti menangis dan sadar bahwa sebentar lagi suaminya pulang ke rumah.

Ia bergumam, jika saya menangis terus disamping jenazah anakku ini, kehidupan tidak akan dikembalikan kepadanya dan akan melukai perasaan suamiku. Padahal ia pulang dalam keadaan lelah. Ia cepat-cepat meletakkan anaknya yang wafat itu pada suatu tempat.

Datanglah suaminya itu dari tempat kerjanya. Sang istri pun menyambutnya dengan senyum dan penuh kasih sayang. Ia sediakan makanan kesukaannya dan membasuh kaki suaminya itu. ”Mana anak kita yang sakit?” tanya suami. Istri menjawab, “Alhamdulillah ia sudah lebih baik.”

Sang istri mengajak suaminya untuk tidur hingga terbangun menjelang waktu subuh. Sang suami bangun, mandi dan shalat sunnah. Saat suami akan berangkat ke masjid untuk shalat subuh berjamaah, istrinya berkata dengan tenang, “Suamiku, aku ingi menyampaikan sesuatu padamu,” “Silahkan sebutkan,” kata suaminya.

Sang istripun berkata, “ Jika ada yang menitipkan amanat kepada kita, lalu pada saatnya diambil dari kita, bagaimana pendapatmu jika amanat itu kita tahan dan kita tidak mau memberikan kepadanya?” Itu perbuatan akhlak yang buruk dan bisa disebut khianat dalam beramal. Itu merupakan perbuatan yang sangat tercela. Kita wajib mengembalikan amanat itu kepada pemiliknya bila diminta,” jawab suaminya.

Sudah tiga tahun, Alloh menitipkan amanat kepada kita. Hari kemarin dengan kehendak-Nya, Alloh mengambil amanat itu dari kita. Anak kita sekarang wafat. Ia ada di kamar sebelah. Sekarang berangkatlah engkau dan lakukanlah shalat, “ timpah sang istri.

Suami itu melihat anaknya dan kemudian pergi ke masjid untuk shalat berjamaah di masjid nabi. Seusai shalat suami itu mengabarkan kematian anaknya. Nabi Muhammad SAW langsung mendekatinya seraya berkata, “ Diberkatilah malam kamu yang tadi itu. Malam ketika suami istri bersabar dalam menghadapi musibah.”

Begitus seharusnya menyikapi ujian. Yakni dengan bersabar dan tawakal kepada Alloh. Namun tidak semua orang bisa kecerdasan emosional yang tinggi seperti pasangan tersebut.

(Sumber Jihad Al-Nafs, karya Ayatullah Mazhahiri)